Jum`at, 17 Mei 2024

INFORMASI :

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI DESA KAIBON KECAMATAN AMBAL KABUPATEN KEBUMEN

SEJARAH NAMA DESA KAIBON

SEJARAH NAMA DESA KAIBON

           Menurut bapak Pujiono, dia adalah tokoh spiritual dan sesepuh masyarakat yang memahami akan sejarah yang juga mantan seniman pemain kethoprak yang saat ini  menjabat sebagai kepala dusun Krajan di desa KAibon beliau bercerita bahwa jaman dahulu ada seorang adipati di Surabaya bernama Tumenggung Jayengrana .beliau mempunyai istri 2  yang muda bernama Nyai Dewi Wulansasi..suatu ketika dikeluarga Kraton terjadi ketidak tentraman karna mungkin ketidak adilan sang Tumenggung terhadap istri istrinya sehingga memutuskan untuk mengusir istri keduanya Dewi Wulansasi padahal Nyai Dewi Wulansasi sedang mengandung,,namun karena diusir terpaksa Dewi wulansasi pergi meninggalakan Keraton padahal dalam kondisi hamil. 

            Setelah berhari hari berjalan  akhirnya sampailah Dewi Wulansasi disebuah pedukuhan yang bernama kebonan yang masih berada diwilayah Kadipaten Ambal   saat  itu,disitu belaiu melaahirkan anak yang dikandungnya berjenis kelamin laki laki dan diberi nama Joko Bereg ,setelah menginjak dewasa timbul dipikiran Joko Bereg ingin mengetahui siapa bapaknya dan setelah diberi tahu oleh ibunya  bahwa ayahnya seorang Adipati di surabaya  suatu ketika Joko Bereg pergi ke Surabaya dengan maksud mau menemui ayahnya ,namun setelah sampai dipintu gerbang Joko Bereg di tahan oleh 2 orang penjaga pintu gerbang dialah Sawung sari dan Sawung rana yang tak lain adalah putra sang Tumenggung itu sendiri,,setelah percakapan mengutarakan maksud kunjungannya ke Surabaya  Sawung sari san sawung rana tetap bersikukuh kalau Joko Bereg tidak boleh masuk keraton ,akhkirnya terjadi perkelahian dan dimenangkan oleh Joko Bereg ,sang tumenggung mendengar kalau diluar ada keributan dan beliau sang Tumenggung Jayengrana keluar nutuk menengok keadaan ,setelah dijelaskan oleh 2 orang putranya bahwa ada tamu ingin masuk keraton dengan tujuan ingin bertemu Sang Tumenggung dan ingin memberitahu bahwa dia adalah anaknya ,setelah menerima penjelasan dari kedua anaknya tumenggung Jayengrana memastikan bertanya sendiri  kepada Joko Bereg ,,benar saja Joko Bereg tetap mengaku putra dari tumenggung Jayengrana ,namun Tumenggung Jayengrana masih tetap ragu dengan pengakuan Joko Bereg,sehingga beliau minta bukti agar lebih yakin ,kemudian Joko Bereg menunjukan sebuah cincin pemberian ibunya  dimana saat akan pergi ke Kadipaten Surabaya dia dikasih cincin oleh ibunya ,baru setelah Joko Bereg menunjukan cincin kehadapan Tumenggung Jayengrana beliau baru percaya sepenuhnya bahwa Joko Bereg adalah anaknya dengan Dewi Wulansari yng dulu diusirnya,kemudian Joko Bereg disuruh masuk dan hidup dikeluarga keraton serta diberi nama  Raden Sawunggalih.setelah bertahun tahun tinggal dikeluarga keraton rupanya diam diam kakak kakaknya tidak suka dengan kehadiran Joko Bereg/Raden sawunggalih  akhirnya Raden Sawunggalih memutuskan untuk pergi dari keluarga keraton lebih lebih  setelah tahu ayahnya  jadi penjilat memihak kepada kompeni ,hingga akhirnya   Raden Sawunggalih pergi dalam perjalanan menuju kebarat dan sampai lagi dipedukuhan Kebonan bersama ibunya Wulan sasi ,,bertahun tahun tinggal di pedukuhan Kebonan Raden Sawunggalih  ingin melanjutkan pengembaraanya  ,namun sebelum ia pergi ingin mengabadikan hidup bersama ibunya saat di Pedukuhan Kebonan maka oleh Raden Sawunggalih nama kebonan diganti menjadi KAIBON ,hingga  sekarang nama Kaibon menjadi sebuah nama desa yang terletak di kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen  .(SUMBER 'cerita Wayang virtual Ki dalang Samingun Anggit Purwoko BABAD URUT SEWU versi  KAIBON  nara sumber cerita Bapak PUJIONO"

               Terlepas dari kisah Raden Sawunggalih  sebelumnya Sudah ada Seseorang yang Babad hutan  /pertama menempati dukuh kebonan yaitu Eyang Prasuta yang menurut sebagian nara sumber beliau adalah seorang raja dengan Gelar PRABU LEMBU JAYA AMISENA yang mempunyai sifat lemah lembut dalam memimpin rakyatnya sehingga sifat keibuan beliau eyang prasuta diabadikan  menjadi kata KAIBON yang sampai saat ini masih digunakan menjadi nama Desa Kaibon,yang selanjutnya dikepalai oleh seorang Lurah /kepala , adapun desa Kaibon telah dipimpin oleh 8 lurah dengan Kades Bapak Sugino  sebagai lurah /Kades yang ke 8 yang menjabat selama 2 kali pemilihan kepala desa ..Desa Kaibon adalah sebuah desa agraris yang terletak posisi selatan Kabupaten Kebumen tepatnya di pesisir selatan berbatasan langsung dengan samudera Indonesia ,sebelah barat berbatasan dengan desa Kaibonpetangkuran ,sebelah utara berbatasan dengan desa BenerKulon dan Desa Benerwetan ,sedangkan sebelah timur berbatasan dengan desa Sumberjati,desa Kaibon saat ini dihuni oleh sekitar 2356 penduduk per 21 Februari 2023,dengan mata pencaharian utama penduduk desa Kaibon sebagai petani pekebun Video Virtual wayang oleh Ki Samingun Anggit Purwoko cerita Babad Urut sewu Versi Kaibon Narasumber cerita Bapak PUJIONOhttps://www.youtube.com/watch?v=t4OFLRNMuH4

 

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

sejarah desa KAIBON Terkait

Arsip sejarah desa KAIBON

Statistik Pengunjung